Juni 27, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

🕌 Warisan Agung Nabi: Dua Pusaka Umat Islam yang Terlupakan Sebab Hiruk Pikuknya Dunia

Keterangan Foto: Gambar ini memuat kutipan Hadis Nabi Muhammad SAW yang sangat masyhur, dikenal sebagai Hadis Tsaqalain (dua peninggalan berat), dengan teks dalam bahasa Arab dan terjemahan bahasa Indonesia. Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu khutbah beliau, yang tercantum dalam berbagai kitab hadis, termasuk Shahih Muslim. Isi Hadis: "Inni taraktu fikum ats-tsaqalain: Kitaballahi wa ‘itrati ahla baiti. Ma in tamassaktum bihima lan tadillu ba‘di abadan." Terjemahan Hadis: "Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang penting (berharga), yaitu Kitab Allah dan keluargaku - Ahlulbait-ku. Jika kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya sesudahku nanti." Rujukan: Shahih Muslim, Mesir, Jilid 7, halaman 122–123. Dicetak oleh The Ahlul Bayt (a.s) World Assembly. Catatan: Hadis ini menjadi landasan penting dalam teologi dan pemikiran Islam, khususnya dalam mazhab Ahlulbait (Syiah), namun juga diakui dalam literatur Sunni sebagai hadis sahih dengan makna yang dalam tentang pentingnya menjadikan Al-Qur’an dan keluarga Nabi (Ahlulbait) sebagai rujukan utama dalam kehidupan umat Islam.

SUB JUDUL: Investigasi Presisi Hadis Tsaqalain

Oleh Tim Investigasi Medan Dakwah | UngkapKriminal.com

Dalam pusaran zaman yang sarat perpecahan dan manipulasi ajaran, warisan agung Rasulullah ﷺ kembali menjadi sorotan: Hadis Tsaqalain. Sebuah pernyataan kenabian yang mengguncang sejarah dan spiritualitas umat Islam, namun sering dipinggirkan dalam praktik keislaman modern.

“Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka berat (tsaqalain), yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, kalian tidak akan tersesat: yaitu Kitabullah dan Ahlulbait-ku.”
(HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Hakim, Thabrani dan lainnya)

Hadis ini diriwayatkan oleh banyak sahabat besar seperti Zaid bin Arqam, Jabir bin Abdillah, Abu Sa’id al-Khudri, dan Ali bin Abi Thalib. Periwayatannya mutawatir, ditemukan dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah dan Ahlulbait, menjadikannya otentik lintas mazhab.

Yang dimaksud “Ahlulbait” oleh Nabi ﷺ merujuk pada:

Sayyidah Fatimah az-Zahra

Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Imam Hasan dan Husain

Dan keturunan suci mereka.

📍 Di Mana & Kapan Disampaikan?

Hadis ini disampaikan Rasulullah ﷺ dalam momen Haji Wada’, di lokasi bernama Ghadir Khum, 18 Dzulhijjah 10 Hijriah. Disampaikan di hadapan puluhan ribu jamaah, menjelang wafat beliau.

🧭 Mengapa Ini Penting?

Hadis ini adalah pesan terakhir Rasulullah ﷺ, penegas kunci keselamatan umat Islam: berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Ahlulbait. Tanpa keduanya, umat akan mudah tersesat, terpecah, dan kehilangan rujukan kebenaran.

🌍 Bagaimana Respons Dunia Islam?

Organisasi Islam internasional seperti Ahlul Bayt World Assembly (Iran), Majma’ al-Taqrib (Iran & Lebanon), dan akademisi barat seperti Prof. Jonathan A.C. Brown dan Dr. Sayed Ammar Nakshawani telah menyerukan rekonsiliasi mazhab berdasarkan Hadis Tsaqalain. Namun, pendidikan formal Islam masih jarang memasukkan Ahlulbait sebagai rujukan tafsir sahih Al-Qur’an.

📖 DALIL AL-QUR’AN DAN HADIS

              Al-Qur’an Surah Al-Ahzab: 33

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًۭا
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
(QS. Al-Ahzab: 33)

🔍 Makna: Ayat ini menjadi dalil kuat bahwa Ahlulbait disucikan oleh Allah, bebas dari dosa, dan layak menjadi rujukan kebenaran agama.

         Hadis Tsaqalain (Shahih Muslim)

إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمُ ٱلثَّقَلَيْنِ: كِتَابَ اللَّهِ، وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي، وَلَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ ٱلْحَوْضَ، فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي فِيهِمَا
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua perkara berat (tsaqalain): Kitab Allah dan Ahlulbait-ku. Keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di telaga (haudh). Maka perhatikanlah bagaimana kalian memperlakukannya setelahku.”
(HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Hakim)

🔍 Makna: Pesan ini bersifat universal dan abadi. Nabi ﷺ mengisyaratkan bahwa keselamatan umat terikat pada kesetiaan terhadap dua sumber kebenaran: Al-Qur’an dan Ahlulbait.

     "Hadis Bahtera Nabi Nuh (Musnad Ahmad bin Hanbal)

مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي فِيكُمْ كَمَثَلِ سَفِينَةِ نُوحٍ، مَنْ رَكِبَهَا نَجَا، وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ
“Perumpamaan Ahlulbait-ku di antara kalian seperti bahtera Nuh: siapa yang menaikinya akan selamat, siapa yang meninggalkannya akan tenggelam.”
(Musnad Ahmad bin Hanbal)

🔍 Makna: Hadis ini menekankan posisi Ahlulbait sebagai penyelamat spiritual umat, bukan hanya sebagai keluarga Nabi secara biologis.

🧠 Tanggapan Intelektual Global

Dr. Haidar Bagir: “Kalau Al-Qur’an dibaca tanpa Ahlulbait, kita hanya melihat teks tanpa jiwa.”

Prof. Jonathan A.C. Brown (Georgetown): “Ahlulbait adalah penjelas hidup Al-Qur’an. Menyingkirkan mereka sama dengan membiarkan Al-Qur’an dibaca tanpa konteks.”

⚖️ Landasan Hukum & HAM Internasional

📜 Pasal 18 Universal Declaration of Human Rights (UDHR):

“Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion; this right includes freedom to manifest his religion or belief in teaching, practice, worship and observance.”

🔍 Implikasi: Menutup akses kepada warisan spiritual Ahlulbait berarti membatasi hak umat Islam untuk memahami dan mengamalkan Islam secara utuh.

📝 Catatan Presisi Redaksi

Redaksi UngkapKriminal.com menegaskan bahwa ini adalah upaya suci dalam “jihad kalam” – perjuangan pena demi membongkar kebatilan informasi yang menenggelamkan kebenaran. Hadis ini adalah warisan kenabian, bukan milik satu mazhab, melainkan warisan peradaban Islam dunia. Menelantarkannya adalah pengkhianatan terhadap sunnah Nabi.

🔚 Penutup: Wahyu & Warisan

قَدْ جَاءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٌۭ وَكِتَـٰبٌۭ مُّبِينٌۭ. يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُ سُبُلَ ٱلسَّلَـٰمِ
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan.”
(QS. Al-Maidah: 15–16)

مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ هَؤُلَاءِ – يَعْنِي أَهْلَ بَيْتِي
“Barang siapa mencintaiku, hendaklah ia mencintai mereka, yaitu Ahlulbait-ku.”
(HR. Tirmidzi)

📌 Eksklusif | Medan Dakwah – UngkapKriminal.com
🕊️ Mengembalikan Warisan Nabi dalam Cahaya Wahyu
📅 31 Mei 2025
✍️ Editor: Redaksi Medan Dakwah
📨 Email: redaksi@ungkapkriminal.com