Oktober 2, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

هُوَ ٱللّٰهُ هُوَ DIA ADALAH DIA الْحَقُّ MAHA BENAR DIA

Keterangan Foto: Visual kaligrafi islami bertuliskan هُوَ الْحَقُّ هُوَ yang berarti “Dia adalah Dia – Maha Benar Dia”. Gambar ini melambangkan dzikir tauhid mendalam, pengakuan bahwa Allah adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, tempat segala kebenaran bermuara.

Dalam hening renungan, ada kalimat sederhana namun penuh makna: “Dia adalah Dia.” Ungkapan ini tidak sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah penegasan spiritual bahwa segala sesuatu bersumber dan kembali kepada Dia – Allah, Al-Ḥaqq (Yang Maha Benar).

Kalimat هُوَ الْحَقُّ هُوَ bukan sekadar penyebutan, melainkan zikir hakikat. Ia menjadi peringatan bagi jiwa manusia bahwa segala kebenaran, keindahan, dan keberadaan hanyalah pantulan dari Wujud-Nya. Dia yang tidak pernah tergantikan, tidak tersentuh oleh waktu, dan tidak terikat oleh ruang.

📖 Allah berfirman:

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3)
Ayat ini menjadi fondasi spiritual bagi manusia: bahwa segala permulaan dan akhir hanyalah milik-Nya. Apa yang tampak di hadapan kita adalah perwujudan dari kekuasaan-Nya, dan apa yang tersembunyi dalam rahasia kehidupan juga dalam genggaman ilmu-Nya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ya Allah, Engkau adalah Yang Awal, tiada sesuatu sebelum-Mu. Engkau adalah Yang Akhir, tiada sesuatu setelah-Mu. Engkau adalah Yang Zhahir, tiada sesuatu di atas-Mu. Engkau adalah Yang Bathin, tiada sesuatu di bawah-Mu.” (HR. Muslim)
Doa ini adalah pengakuan abadi bahwa manusia tak pernah memiliki kendali penuh atas hidupnya. Yang ada hanyalah penyerahan total kepada Dia – Zat Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Nyata dan Yang Tersembunyi.

Renungan Intelektual-Spiritual

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, manusia kerap terjebak pada pencarian identitas di luar dirinya. Kekuasaan, harta, dan kehormatan menjadi topeng yang seolah menutupi kefanaan. Namun pada akhirnya, segala sesuatu kembali ditanggalkan. Hanya satu yang tersisa: Dia adalah Dia.

Ketika manusia memahami kalimat ini, maka hilanglah kesombongan. Tidak ada lagi ruang untuk membanggakan diri, sebab manusia hanyalah cermin rapuh yang memantulkan cahaya Sang Pencipta.

Catatan Intelektual Profetik – Redaksi

Kalimat هُوَ الْحَقُّ هُوَ mengajak kita untuk menundukkan hati, menyadari bahwa kebenaran hakiki bukanlah milik individu atau kelompok, melainkan milik Allah semata. Dalam konteks kehidupan sosial, pemahaman ini melahirkan sikap adil, rendah hati, dan penuh kasih sayang.

Penutup

Seperti firman Allah:

وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلۡأَمۡرُ كُلُّهُ فَٱعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَيۡهِۚ
“Dan hanya kepada-Nya segala urusan dikembalikan; maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya.” (QS. Hud: 123)

Maka, wahai jiwa yang mencari, ingatlah selalu:
هُوَ الْحَقُّ هُوَ – Dia adalah Dia.