Mei 9, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

“Kota yang Membara: Ketika Langit Menangis dan Kebenaran Tak Lagi Berteduh”?

Keterangan Foto: "Reruntuhan Membara di Jantung Gaza – Api menghiasi langit yang merah darah, ketika sebuah kota tak berdosa menjadi altar pengorbanan dunia yang bisu. Sumber foto: Dokumentasi lapangan koresponden Ungkapkriminal.com, 13 April 2025."

Gaza Palestina –
Sebuah kota hancur luluh lantak, ditelan bara api dan kesunyian maut. Bangunan megah menjadi puing-puing menyala, dan jalanan yang dulu ramai kini menjadi lorong kematian. Ini bukan sekadar kehancuran fisik—ini adalah penyaliban atas nurani umat manusia.

Peristiwa ini terjadi di sebuah wilayah sengketa yang tak kunjung menemukan damai: perbatasan Gaza Selatan, tempat peluru menggantikan doa, dan langit menjadi saksi bisu setiap jeritan yang tercekik di balik reruntuhan.

Serangan udara dahsyat ini terjadi pada 13 April 2025, saat malam masih gelap dan banyak anak-anak belum selesai menghafal doa sebelum tidur. Tapi tidur mereka tak pernah kembali, dan mimpi mereka mati bersama debu.

Menurut data dari UNRWA dan Komite Investigasi Independen HAM Timur Tengah, lebih dari 1.300 warga sipil menjadi korban—mayoritas anak-anak dan perempuan. Serangan diduga kuat berasal dari koalisi tak resmi yang menyasar ‘target militer’, meskipun realita berkata lain: rumah, sekolah, dan masjid menjadi bara.

Konflik ini berakar dari kebijakan kolonial modern yang terus menggerus hak hidup masyarakat sipil. Ketidakadilan, diamnya dunia, dan sikap media internasional yang memutarbalikkan fakta menjadi bensin yang menyiramkan api lebih besar.

Jurnalis lapangan Ungkapkriminal.com berhasil mendapat rekaman eksklusif dari drone lokal dan kesaksian warga yang selamat. “Kami hidup dalam neraka yang tak pernah kami undang,” ujar Dr. Layla Ammar, aktivis kemanusiaan yang bertugas di lokasi, sembari menunjukkan foto-foto anak-anak terbakar bersama boneka mereka.