April 27, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

“REPLIKA KA’BAH DI XINJIANG: ANTARA SIMBOL PELATIHAN HAJI DAN KONSPIRASI PENGENDALIAN IMAN DI CHINA”

Keterangan Foto: Replika Ka'bah berdiri megah di Xinjiang, China, dikelilingi arsitektur khas Tiongkok dan langit kelabu. Bangunan ini disebut sebagai pusat pelatihan ibadah haji oleh otoritas setempat. Namun, keberadaannya menuai kontroversi, di tengah isu pelanggaran hak asasi terhadap Muslim Uighur.

Sandi AL MAHDI – Cahaya Ilahi Menembus Tirai Merah
Oleh Redaksi
Ungkapkriminal.com

Di tanah yang dijaga oleh tembok panjang sejarah dan ideologi komunis yang membungkam spiritualitas, kini berdiri sebuah replika Ka’bah. Bukan di Mekah, tapi di Xinjiang—wilayah yang selama ini dikenal sebagai tempat persekusi terhadap Muslim Uighur. Pemerintah China menyebutnya “pusat pelatihan haji”, namun benarkah ini untuk memuliakan ibadah atau sekadar topeng dari operasi pengawasan dan domestikasi iman?

UngkapKriminal.com menggali lebih dalam, di tengah kabut propaganda dan tembok bisu media internasional. Di balik kisah replika suci itu, tersimpan luka dan harapan. Antara bimbingan dan manipulasi. Antara dakwah dan dominasi. Dan kini, kita bertanya: adakah jejak tangan langit dalam skenario ini?

“Replika Ka’bah dibangun di Xinjiang oleh otoritas China, dengan klaim sebagai sarana pelatihan ibadah haji.

“Pemerintah China, khususnya otoritas di Xinjiang, serta komunitas Muslim Uighur sebagai pihak yang terdampak langsung.

“Pembangunan dan operasionalisasi replika ini mencuat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan pengawasan ketat terhadap warga Muslim.

“Xinjiang, wilayah otonomi di barat laut China, yang menjadi pusat perhatian dunia karena isu HAM terhadap umat Islam.

“Pemerintah China mengklaim tujuan pembangunan adalah edukatif—untuk mempermudah umat Muslim dalam memahami tata cara haji.

“Replika digunakan dalam pelatihan terstruktur oleh negara, namun dilingkupi pengawasan ketat dan diduga sebagai bagian dari kebijakan kontrol spiritual.

Analisis dan Perspektif:
Dalam sejarah peradaban, simbol selalu jadi alat kekuasaan. Replika Ka’bah bukan sekadar struktur batu—ia menjadi alat naratif: apakah ini inklusi atau ilusi?

” Apakah pemerintah China tengah mencoba menjinakkan keyakinan umat dengan pendekatan simulatif?

” Atau ini adalah sinyal langit: bahwa Kalam Ilahi mulai merasuk ke jantung rezim ateis?

Di sinilah sandi AL MAHDI muncul—sebuah kode zaman, bahwa kebenaran tak bisa dibendung. Bila Ka’bah hadir secara simbolik di wilayah yang menindas iman, bisa jadi inilah bentuk “pengusiran batin” oleh langit. Penaklukan spiritual tak selalu dengan pedang, tapi dengan tanda.

NARA SUMBER :

Maya Wang, Human Rights Watch:
“Penutupan dan penghancuran masjid bukan hanya penghinaan terhadap hak beragama, tapi juga peringatan global akan gelombang tirani terhadap iman.”

Emily Feng, NPR:
“Di balik pelatihan haji, China mengontrol narasi, menulis ulang iman. Umat Muslim harus mengikuti skrip negara, bukan petunjuk langit.”

Analisis Redaksi:
Replika Ka’bah di Xinjiang adalah cermin retak. Ia memantulkan dua wajah: wajah harapan dan wajah manipulasi. Umat Islam di seluruh dunia harus waspada—jangan sampai simbol suci dijadikan alat kontrol, apalagi oleh mereka yang selama ini menindas pengamalnya. Tapi jika benar cahaya telah menembus dinding besi komunisme, maka kebangkitan spiritual global sedang dimulai. Dan mungkin, dari tempat yang tak kita sangka.

Catatan Redaksi:
UngkapKriminal.com berkomitmen menjadi suara yang menyuarakan cahaya di tengah tirani. Berita ini adalah bagian dari jihad jurnalistik kami, menembus batas negara, ideologi, dan kebohongan. Sandi AL MAHDI menjadi penanda: bahwa perjuangan membela kebenaran tidak pernah tidur. Dari Riau hingga Gaza, dari Ka’bah hingga Xinjiang—kami hadir membawa terang.