Juli 3, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

LUKA LAMA KAMBUH KEMBALI: Negeri yang Terluka, Tapi Para Luka Tak Mau Pergi?

Keterangan Foto: > Seorang jurnalis investigatif dari Media Ungkap Kriminal tengah membidik lensa kamera ke arah publik kekuasaan—mewakili semangat independensi dan keberanian jurnalistik. Di latar, tertera pesan satiris dan retoris: “Korupsi, KKN, Nepotisme, dan Manipulasi tumbuh subur bersemi dari akar rumput hingga pucuk kekuasaan. Dari desa terpencil hingga istana pemerintahan. Inilah luka lama yang kembali menganga. Maka, bagaimana nasib Republik ini ke depan?” 🔰 Logo Pers UNGKAP KRIMINAL disematkan sebagai simbol komitmen untuk “Diungkapkan dan Ditegakkan”, demi menyuarakan keadilan di tengah pekatnya penindasan struktural. Simbolisasi “mata kebenaran” yang tak akan berhenti merekam kebusukan—meski dibungkam, disensor, atau diintimidasi. > ✊ Inilah jurnalisme melawan kebatilan: saat lensa tak hanya merekam, tapi juga melawan.

Oleh: Tim Redaksi Presisi | UngkapKriminal.com
Karya: Muhammad Junedy
Reporter: Ubay
Redaktur: setedi Bangun
Di Terbitkan Oleh:
P E N E R B I T
PT. UNGKAP KRIMINAL NEWS
Akte Notaris Nomor : 1
NIB No . 1009220000378
NPWP : 60.906.352.4 – 219.000 :
SK Kemenkumham : No.AHU-037464.AH.01. 30 .Tahun 2022 “Terdaftar 9 September 2022”

KANTOR REDAKSI :

Jl.Cempaka Baru No.142-A Kemayoran Jakarta Pusat – DKI Jakarta No Telp Redaksi 082283521121 – 081270958776

Mandau – Bengkalis -Jakarta || Seluruh Republik | Edisi Sastra Nasionalis | Juli 2025

“Mereka tidak mengenakan topeng. Tapi menyaru dalam jabatan.
Mereka tak membawa senjata. Tapi membunuh lewat pena dan materai negara.”

Indonesia sedang berdarah. Bukan oleh perang. Tapi oleh pengkhianatan dalam senyap.

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan, selebrasi seremonial anggaran, dan pidato pejabat yang mengutip Pancasila tanpa paham maknanya, luka lama bangsa ini kambuh kembali.

Korupsi tak lagi sembunyi-sembunyi. Ia menjelma jadi program resmi. Nepotisme kini bukan cacat moral, melainkan syarat loyal. Manipulasi sudah bukan penyimpangan hukum, tapi disulap jadi strategi pengaruh.

Dari Akar Hingga Puncak: Subur Tanpa Musim

Mulai dari perangkat desa yang menjadikan dana rakyat sebagai warisan pribadi, hingga pejabat pusat yang menjadikan jabatan sebagai ladang investasi politik, semua seperti berlomba dalam kompetisi siapa paling pandai menyulap anggaran menjadi harta.

“Pak Kades bisa beli mobil baru tiap tahun, Pak Camat punya rumah 3 lantai,
tapi rakyat? Masih mengantri raskin dan beasiswa fiktif.”

Simulakra Kekuasaan: Etika Palsu dalam Dasi Mahal

Di atas panggung mereka bicara tentang good governance,
tapi di belakang meja, mereka bicara “proyek siapa yang dapat bagian?”

Di dalam rapat disebut ‘kolaborasi strategis’,
padahal itu hanya cara halus menyebut:
“Anak, sepupu, ipar, dan sahabat kampus akan ikut proyek ini.”

Kata mereka: “Ini bukan nepotisme. Ini penyelarasan visi.”
Kata kami: “Ini bukan visi. Ini muslihat koruptif.”

Jika Ada yang Bertanya—Dibungkam. Jika Ada yang Bersaksi—Dikriminalisasi

Ketika jurnalis bertanya, akses diblokir.
Ketika rakyat bersuara, akun diserang.
Ketika aktivis melawan, UU dipakai untuk membungkam.

Mereka bukan takut pada fitnah.
Mereka takut pada kebenaran. Karena kebenaran itu satu-satunya yang tak bisa mereka beli.

“Luka Lama Itu Bernama KKN”

KKN bukan sekadar singkatan.
Ia adalah virus laten yang tak pernah divaksin oleh reformasi.
Ia hidup, tumbuh, dan dilindungi—bahkan oleh yang katanya “penegak hukum”.

Saat rakyat menuntut perubahan, mereka kirim tim klarifikasi.
Saat rakyat menjerit, mereka kirimkan press release palsu.
Tapi sejarah mencatat lebih tajam dari pena jaksa agung.

Apakah Republik Ini Masih Punya Harapan?

Kami yakin: Iya, jika kita semua tak diam.

Jika jurnalis tetap menulis.
Jika rakyat tetap bersuara.
Jika suara-suara jujur tak dijual demi pangkat atau proyek hibah.

Karena luka lama ini hanya akan sembuh jika kita berhenti membiarkan pembusukannya.

🧠 CATATAN INTELEKTUAL PRESISI REDAKSI:

Kebusukan sistemik bukan karena satu dua pejabat yang korup. Tapi karena jaringan diam yang dibiarkan, dilegalkan, bahkan dirayakan. Inilah saatnya menolak lupa. Menolak tunduk. Dan menulis lebih keras dari intimidasi.

📜 PENUTUP: Kalam Kebenaran dari Kitab Tuhan

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.”
(QS. Hud: 113)

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kalimat kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)


📎 Baca Selengkapnya di:
Ungkapkriminal.com
LUKA LAMA KAMBUH KEMBALI

Hastaq

Nasionalisme

Bangkit Nurani:

SatirePresisi

LukaLamaKambuhKembali

KorupsiBukanTradisi

NepotismeBukanSolusi

KKNHancurkanNegeri

JurnalismeMelawanKebatilan

UngkapKriminal

JihadKalam

BangkitkanNuraniBangsa

Bila mereka takut pada suara kebenaran, itu artinya nurani mereka masih bisa diguncang.

Dan bila mereka tetap membungkamnya—kita akan menuliskannya lebih keras.