Desember 8, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

AKU DAN ENGKAU BUKANLAH DIA: AUTODIDAK BUKAN CARA BELAJAR — IA ADALAH SIKAP HIDUP

Keterangan Foto Ilustrasi - Gambar menampilkan seorang manusia berdiri di puncak gunung, menghadap ke arah matahari yang menyinari seisi langit dengan cahaya keemasan. Sosok tersebut tampak tegap, seolah sedang menantang cakrawala dan berdialog dengan semesta. Di bawahnya, terlihat hamparan pegunungan yang tertutup kabut, mempertegas, keagungan, serta perjuangan yang telah dilalui. Teks “AUTODIDAK” terpampang di bagian bawah dalam warna hijau tegas, menggambarkan kemenangan seorang pembelajar mandiri. Foto ini melambangkan kemandirian mencari ilmu tanpa menunggu guru, tanpa menunggu kesempatan diciptakan oleh orang lain.

Oleh: Redaksi Sastra Profetik UngkapKriminal.com
Skala: Intelektual – Profesional – Presisi Kelas Exlusive

Ketika Ilmu Tidak Lagi Dicetak, Melainkan Dihidupkan

Di zaman ketika gelar lebih diagungkan daripada gagasan, dan ijazah disembah layaknya jimat penolak hinaan sosial, muncullah mereka yang tidak dilahirkan dari ruang kelas. Mereka lahir dari pertempuran batin, dari luka pengalaman, dari pengamatan yang panjang: merekalah yang disebut autodidak.

Autodidak bukan sekadar “belajar sendiri.” Ia bukan pengembara tersesat dari sistem pendidikan. Justru ia adalah sosok yang menolak dibelenggu oleh buku teks, tetapi memilih memeluk ilmu dengan cara yang lebih jujur: mencari, berpikir, menguji, meragukan, lalu menghidupi.

Mereka belajar bukan demi pengakuan, melainkan demi kebenaran.

Fitrah Pencari Kebenaran

Sejak manusia dilahirkan, ia membawa tanya lebih dulu daripada jawab. Fitrahnya adalah gelisah; gelisah membaca apa yang tak tertulis, memahami yang tak terucap, dan menyingkap makna di balik yang tampak biasa.

Autodidak lahir dari kegelisahan, bukan kurikulum.
Ia tumbuh dari rasa ingin tahu, bukan ruang kelas.
Ia dewasa karena pengalaman, bukan ujian akhir semester.

Para sufi menyebutnya sirrul ‘ilm — rahasia ilmu yang ditanam Tuhan dalam dada manusia. Sedangkan para filsuf menyebutnya curiosity — api intelektualitas yang tidak boleh dipadamkan.

Keduanya sepakat: Ilmu sejati bukan ditanam dari luar, tetapi dibangkitkan dari dalam.

Ketika Pengalaman Menjadi Guru

Seorang nelayan yang berdamai dengan badai, seorang peneliti yang gagal seratus kali namun kembali mencoba, seorang jurnalis yang menulis karena nurani, seorang seniman yang mencipta lewat luka — semuanya adalah murid kehidupan.

Autodidak tidak memohon diajari. Ia belajar dengan cara merasakan.

Ia tidak hanya membaca buku, tetapi membaca kenyataan.

Ia tidak hanya menghafal teori, tetapi membuktikan.

Ia tidak hanya mengumpulkan pengetahuan, tetapi menyulingnya menjadi hikmah.

Jika sekolah adalah gedung, maka autodidak adalah perjalanan.

Kelas TITIK TANPA HURUF TIDAK BERSUARA – Para Pembaharu

Sejarah tidak dibangun oleh penghafal pelajaran, melainkan oleh pencari kebenaran. Lihatlah:

Tokoh Bidang Catatan

Nabi Muhammad ﷺ Spiritualitas & Peradaban Tidak mengenyam sekolah formal; gurunya adalah wahyu dan pengalaman hidup.
Ibn Sina Kedokteran & Filsafat Tanpa universitas modern; menjadi master di usia 18 tahun.
Thomas Edison Teknologi Dikeluarkan dari sekolah; justru menerangi dunia.
H.B. Jassin Sastra Indonesia Autodidak pemelihara bahasa; mengajar bangsa lewat tulisan.

Mereka belajar bukan untuk dipuji, tetapi untuk berguna.

Ketika Dunia Menghormati Gagasan, Bukan Gelar

Autodidak bukan anti–institusi. Mereka hanya menolak menjadikan institusi sebagai penjara pemikiran.

Gelar bisa dibeli, tetapi rasa ingin tahu tidak dapat ditukar.

Ijazah bisa diajarkan, tetapi keberanian berpikir tidak dapat diwariskan.

Di era penuh tipu daya, autodidak hadir sebagai benteng terakhir kebenaran intelektual:
yang belajar bukan demi citra, tetapi demi makna.

Catatan Profetik Intelektual

Ilmu bukan milik kampus, bukan milik tokoh, bukan milik gelar. Ilmu adalah napas yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia yang mau mencari, mengasah, dan merawatnya dengan kesungguhan.

Allah berfirman (Q.S. Al-Mujādilah 58:11):

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.”
Tidak pernah disebut dari sekolah mana.

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.”
Tidak pernah dibatasi harus dari bangku formal.

Penutup

Autodidak bukan pemberontakan terhadap pendidikan,
melainkan pemulangan ilmu kepada fitrahnya:
menjadi cahaya, bukan atribut.

Ia bukan cara belajar — ia adalah sikap hidup.
Ia bukan label — ia adalah karakter pencari kebenaran.
Ia bukan pemberontakan — ia adalah kemerdekaan berpikir.