
Subjudul:
“Kritik Intelektual atas Bungkamnya Institusi Antirasuah di Tengah Mafia Kekuasaan dan Ipar Presiden”
✍️ Oleh Redaksi Sastra Profetik UngkapKriminal.com | Edisi Internasional |
“Menggugat Ketidakadilan, Menyuarakan Kebenaran”
MEDAN SUMUT – JAKARTA INDONESIA
JULI 7 – 2025
Jika hukum sudah disulap jadi panggung sandiwara,
dan keadilan hanya sebatas jargon di atas podium negara…
maka biarkan pena kami bersaksi—bahwa kami pernah berteriak,
ketika semua memilih diam, dan kebenaran dipenjara oleh senyap.”
Apa kabar lembaga antirasuah kebanggaan republik?
Apakah engkau masih bernyawa, atau kini hanya logo dan gedung merah membatu?
Tiga tersangka sudah diumumkan.
Tapi kenapa nama besar sang menantu masih seperti ditelan bumi?
Apakah karena ia menantu dari Presiden, sekaligus ipar dari Wakil Presiden?
Kami bertanya bukan karena benci,
tapi karena cinta kami pada republik ini telah dilecehkan oleh sunyi dan selektifnya hukum.
Apakah Komisi Pemberantasan Korupsi masih mampu memberantas,
atau kini hanya komisi diam-diam yang memilih bungkam saat kekuasaan menatap garang?
Pertanyaan Moral untuk Negara:
Mengapa KPK seolah ikut bungkam bersama para pelaku?
Di mana suara lantang antikorupsi yang dulu membuat jenderal pun bertekuk lutut?
Apakah negara ini sudah dikunci oleh kekuasaan keluarga?
Kami tak menyebut nama dengan tuduhan.
Kami hanya bertanya: Kapan KPK periksa Boby?
Menantu Presiden, Wali Kota, dan tokoh kunci dalam pusaran politik dinasti.
"Teriakan Hati Rakyat:
“Di kota Medan, Sumatera Utara, rakyat mencatat dengan airmata…
Ketika kasus besar didiamkan,
dan nama besar dilindungi oleh kabut kekuasaan.
Apakah KPK sudah kehilangan nurani atau hanya kehilangan nyali?
Catatan Intelektual Redaksi:
Kritik ini disampaikan dalam bingkai konstitusional, etis, dan intelektual, demi menjaga semangat penegakan hukum yang setara di hadapan konstitusi. Kami menjunjung tinggi asas:
Presumption of Innocence (Asas Praduga Tak Bersalah)
Equality Before the Law (Kesetaraan di Hadapan Hukum)
Transparansi dan Akuntabilitas Lembaga Negara
Penutup Profetik:
“Dan janganlah kebencian terhadap suatu kaum membuat kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa.”
— (QS. Al-Ma’idah: 8)“Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.”
— (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)Apa kabar KPK? Bungkamnya kalian tak akan membungkam suara rakyat.
📖 “Jika keadilan hanya ditegakkan pada rakyat kecil, maka hukum tak lagi suci, melainkan senjata elite.”
More Stories
OPERASI SENYAP PENEGAK HUKUM: Jaksa Agung Ganti 6 Kajari di Riau
Fitnah Melampaui Batas: Ketika Lidah Dipersenjatai, Nurani Dikorbankan