
Jakarta — Di ujung diskusi panas Indonesia Lawyers Club (ILC), seorang pria tua dengan rambut putih dan kemeja lengan panjang menggenggam mikrofon bukan sebagai pembicara, tapi sebagai penggugat akal sehat. Ia adalah Rocky Gerung filsuf yang kerap disebut nyinyir oleh penguasa, namun justru kian dicintai oleh rakyat yang masih mau berpikir. Kali ini, ia melempar satu kalimat yang menampar ruang sunyi:
“Ada cahaya yang keluar dari gorong-gorong… dan tenggelam di IKN.”
Kalimat itu bukan sekadar metafora. Itu adalah pukulan. Sebuah sindiran yang menghantam proyek ambisius Ibu Kota Negara (IKN) yang digadang sebagai simbol kemajuan, padahal menyisakan banyak tanda tanya.
APA YANG TERUNGKAP DI ILC?
Rocky menyoroti apa yang ia sebut sebagai “matahari kembar”. Dalam istilah filsufisnya, matahari adalah simbol kuasa dan arah. Bila ada dua matahari, maka bukan terang yang datang, melainkan kekacauan. Dan dalam konteks hari ini, satu matahari adalah kekuasaan di Jakarta yang sedang redup, dan satu lagi adalah ambisi raksasa bernama IKN yang dibangun di atas tanah ragu-ragu.
“IKN adalah cahaya palsu,” tegas Rocky, “Ia bukan lahir dari rasionalitas, tapi dari gorong-gorong keputusan politik yang gelap.”
Menurutnya, proyek pemindahan ibu kota tidak memiliki argumen logis dan kajian matang. Semua dikebut tanpa partisipasi publik yang adil. Ia mempertanyakan, untuk siapa sebenarnya IKN itu dibangun? Rakyat atau oligarki?
APA MAKSUD ‘GORONG-GORONG’?
Dalam gaya Rocky yang khas, “gorong-gorong” bukan sekadar saluran air. Itu lambang dari kedalaman sistem yang busuk, penuh ketertutupan, dan jauh dari cahaya publik. Ketika cahaya keluar dari gorong-gorong, artinya kebenaran sedang mencoba naik ke permukaan namun sayangnya, justru tenggelam kembali dalam proyek raksasa bernama IKN.
“IKN tenggelamkan akal sehat,” lanjut Rocky, “karena dibangun dengan keyakinan buta, bukan analisa terang.”
UNGKAPKRIMINAL.COM BERSUARA
Sebagai media independen dan penjaga idealisme pers, kami mencatat kalimat Rocky Gerung bukan sebagai tontonan, tapi sebagai bukti suara nurani yang belum mati. Sebab saat media lain memilih membungkam diri demi aman dan nyaman, kami memilih meneriakkan apa yang perlu didengar publik.
Kami sepakat dalam satu hal:
Negeri ini tak butuh kota baru jika akal sehat masih jadi barang langka.
Dan kami, bersama suara-suara seperti Rocky Gerung, akan terus menulis bukan untuk mendukung siapa-siapa, tapi untuk mengungkap siapa yang menenggelamkan cahaya dalam gorong-gorong kekuasaan.
Redaksi Ungkapkriminal.com
Menulis bukan karena takut,
Tapi karena kami ingin merdeka dari kebohongan.
More Stories
Mengikat Persatuan dalam Silaturahmi: Camat Mandau dan Rombongan Hadiri Halal Bi Halal Bersama Tokoh Adat dan Masyarakat