
Gaza, Palestina — Dunia Hari Ini Menangis tak lagi mengeluarkan Air mata Karena Air mata Terlalu banyak tumpah Hingga kering tak Ber Air Mata yang tinggal Hanyalah Air Mata Darah, 12 April 2025, “Satu lagi babak kelam tercatat dalam sejarah konflik Timur Tengah. Serangan brutal militer Israel kembali mengguncang Jalur Gaza pada Jumat, 12 April 2025, menebarkan horor di tengah padatnya pemukiman warga sipil. Serangan ini bukan hanya menghancurkan bangunan, namun juga mengoyak kemanusiaan dunia.
Rentetan serangan udara dan artileri Israel menghantam wilayah padat penduduk di Gaza. Target resmi disebutkan sebagai โfasilitas militer Hamasโ, namun kenyataannya, puluhan warga sipil tewas, termasuk anak-anak, perempuan, dan jurnalis. Rumah sakit kehabisan suplai medis, sementara jenazah bergelimpangan di jalanan tanpa pemulasaraan yang layak.
Militer Israel: Meluncurkan serangan dengan dalih membasmi terorisme dan menghancurkan basis Hamas.
Hamas: Kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, menyatakan pembalasan melalui peluncuran roket ke wilayah Israel selatan.
Warga Sipil Palestina: Menjadi korban terbesar, baik dari sisi jiwa maupun harta benda. Ribuan kini mengungsi tanpa arah.
Serangan terjadi sejak dini hari Jumat, 12 April 2025, dan terus berlangsung hingga malam hari. Jumlah korban tewas diperkirakan meningkat karena masih banyak yang tertimbun reruntuhan.
Seluruh wilayah Jalur Gaza, dari utara hingga selatan, dilaporkan menjadi sasaran serangan. Kawasan Rafah, Khan Younis, dan Beit Hanoun menjadi titik paling parah terdampak.
Konflik ini berakar dari ketegangan politik dan ideologis panjang antara Israel dan Palestina, dengan sengketa wilayah sebagai pemicunya. Operasi militer terbaru diklaim Israel sebagai respon atas tembakan roket dari Gaza, namun kelompok HAM menyebutnya sebagai bentuk pembalasan kolektif yang melanggar hukum internasional.
Serangan dimulai dengan drone pengintai yang mendeteksi pergerakan militan. Tak lama, rudal-rudal presisi tinggi dijatuhkan, menghantam pemukiman padat. Di saat yang sama, Hamas membalas dengan roket buatan lokal. Ledakan terjadi nyaris tanpa henti, mengubah malam menjadi siang dengan kilatan api dan debu.
Narasi Tambahan
Di antara debu dan reruntuhan, seorang ibu Palestina menangis memeluk jasad anaknya yang masih berselimut debu. โKami hanya ingin hidup, bukan mati dibunuh rudal,โ katanya kepada tim relawan.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB masih gagal mencapai resolusi damai. Dunia menonton, tapi Gaza terus menangis.
UNGKAPKRIMINAL.COM “Menyerukan kepada dunia: Suarakan Keadilan! Tunjukkan Empati! Lawan Kejahatan Kemanusiaan!
” Redaksi Akan terus memantau dan mengabarkan perkembangan terbaru dari Gaza. Jika kemanusiaan masih memiliki arti, inilah saatnya dunia bersuara.
*๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ๐ธ๐ฌ
More Stories
Setelah Rudal Iran bombardir Tel Aviv mungkinkah Upaya diplomatik dan Genjatan Senjata, terjadi ?!
“Kota yang Membara: Ketika Langit Menangis dan Kebenaran Tak Lagi Berteduh”?
“Suara dari Reruntuhan: Sang Jurnalis Perempuan Menyuarakan Kebenaran di Tengah Neraka Perang”?!