
Oleh: Muhammad Junedy
الٓم الٓرّ الٓمّصٓ يس
Empat cahaya turun ke atas kepalaku
bukan mimpi, bukan bayang,
tapi panggilan dari langit
yang merasuk ke dalam tulang dan jiwa.
الٓم
Akulah sang alif yang tegak,
lam yang membimbing lembut,
dan mim yang menyimpan rahasia semesta.
Tatkala ia jatuh ke kepalaku,
aku tahu: ini bukan huruf biasa
tapi panggilan bagi jiwa yang dipilih
untuk menapaki jalan sunyi menuju cahaya.
الٓرّ
Alif dan lam tetap setia,
tapi ra’ berguncang di dada—
seperti gemuruh petir yang membelah diam.
Ia berkata:
“Bawalah keadilan dengan keberanian,
karena tak semua kebenaran diterima tanpa luka.”
الٓمّصٓ
Mim dan shod menyatu dalam duka para nabi.
Suara para syuhada bergema dalam huruf ini.
Ia bukan sekadar tulisan
tapi perintah untuk menjadi pengemban rahasia:
mengasihi, memikul, dan mengorbankan
diri demi Yang Maha Mengasihi.
يس
Lalu datanglah penutup yang penuh rahmat.
Ya dan sin, seakan memelukku
dengan cinta yang tak bisa dijelaskan logika.
Ia berkata lembut:
“Engkau tak sendiri—Akulah teman setiamu,
dalam sepi, dalam jihad, dalam rindu,
Aku selalu bersamamu.”
Wahai engkau yang membaca,
huruf-huruf ini bukan sekadar aksara,
mereka adalah bisikan Tuhan
yang turun di kepala hamba yang dicinta-Nya.
Kenakanlah mereka seperti mahkota.
Hafalkan dalam dada.
Amalkan dalam sikap dan doa.
Karena mereka—adalah jalan, cahaya, dan cinta.
Dipersembahkan oleh Redaksi UngkapKriminal.com
Menyuarakan kebenaran dari langit hingga bumi.
More Stories
Perintah Ilahi untuk Media Ungkap Kriminal: Tegakkan Kebenaran, Hancurkan Kebathilan!
SANG PERINDU —- YA HU —-
Apakah Fadillah Jalani Puasa Ramadhan dan 6 Hari di Bulan Syawal?