
ٱلْفَاتِحَة
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Makna Surah Al-Fatihah (QS. 1: 1–7):
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Syahid di Atas Mimbar: Ketika Kalam Terakhir Menembus Langit Ruhani
Jumat yang teduh, tanggal 6 Juni 2025. Di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Makassar, langit tampak diam menyimak. Seorang ulama yang dikenal tegas, keras dalam kebenaran, namun lembut dalam ketauhidan, KH. Ustadz Yahya Waloni, mengangkat suaranya dalam khutbah Jumat.
Beliau menyampaikan pesan ketauhidan — bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Kalimat-kalimat itu terucap dengan ketegasan yang meresap, menggetarkan dada para jamaah. Namun di tengah khutbah kedua, tubuh beliau perlahan terduduk. Detik itu pula, ruhnya menjulang — syahid di atas mimbar, saat menyampaikan ayat-ayat Rabbul ‘Izzah.
Seperti para mujahid yang wafat dalam zikir, beliau pergi dalam keadaan yang paling mulia: menyampaikan kebenaran di rumah Allah.
Sebuah Kehidupan yang Berubah untuk Islam
KH. Yahya Waloni bukan sekadar pendakwah biasa. Beliau adalah seorang mualaf, mantan pendeta yang memilih Islam sebagai cahaya hidupnya. Sejak mengikrarkan syahadat, hidupnya diabdikan untuk menyeru manusia kepada tauhid.
Ceramah-ceramahnya keras namun jujur. Tegas namun berpijak. Banyak yang mencintai, tak sedikit pula yang membenci — namun beliau tak goyah. Karena yang beliau cari bukan tepuk tangan manusia, melainkan ridha Allah semata.
“Kata-katanya seperti peluru, namun hatinya lembut dalam do’a”
Demikian kata seorang jamaah yang hadir dalam khutbah terakhir beliau.
KH. Yahya Waloni tidak wafat dalam keheningan, tapi dalam mahkota dakwah — mimbar rumah Allah, dengan jutaan malaikat menyaksikan. Seakan beliau memilih sendiri panggung akhir kehidupannya.
Do’a Kami: Menembus Langit Tujuh
Kami keluarga besar UngkapKriminal.com memanjatkan do’a:
Ya Allah, terimalah beliau sebagai syuhada. Bersihkanlah kesalahannya, tinggikanlah derajatnya di sisi-Mu, gantikan kuburnya menjadi taman dari taman surga. Satukan beliau bersama para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh.
Catatan Intelektual Redaksi
Kematian ulama bukan sekadar kehilangan individu. Ia adalah “pemadaman bintang penunjuk di tengah gelapnya zaman.” KH. Yahya Waloni adalah bintang yang pernah menyala kuat — menyulut semangat kebenaran, membakar kefasikan, dan menyinari jiwa-jiwa pencari cahaya.
Kami mengajak pembaca semua, mari kirimkan Al-Fatihah dan teruskan warisan dakwah beliau. Karena para mujahid ruhani tidak pernah mati. Mereka hanya kembali, kepada Kekasih Sejati: Allah Yang Maha Hidup.
Penutup Kalam: Wasiat dari Langit
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-An’am: 162)إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim no. 1631)
🕊️ Selamat jalan, wahai dai ketauhidan.
Jasadmu di bumi, tetapi kalammu melangit.
Kau tinggalkan suara, kau tinggalkan nyala.
Kami bersaksi — engkau telah menunaikan amanah dakwah dengan gagah.
الفاتحة
More Stories
بسم الله الرحمن الرحيم Kami Forum Pimpinan Redaksi Nasional (FPRN) Turut Berduka Cita Atas BerpulangNya Ke Rahmatullah “Abangnda AZHAR Nasution” Alfatiha xxx Aamiin
Innalilahi Wainnalillahi Rojiun Kabar Duka Cita Telah Berpulang Ke Rahmatullah Almarhumah “Ibu Koesni Harningsi Nasution” Istri Dari Kepala Staf Kepresidenan RI MOELDOKO