
UNGKAPKRIMINAL.COM – Breaking News Investigative
Oleh: Tim Investigasi Profetik
Siapa yang Paling Diuntungkan, Siapa yang Paling Menderita?
Minas, Kabupaten Siak—Ironi jalan negara kembali tergambar jelas di Minas. Aspal provinsi yang seharusnya menjadi urat nadi rakyat, justru hancur dilindas raksasa baja beroda: truk CPO, pengangkut kayu balak, hingga armada korporasi raksasa PHR. Warga bertanya dengan getir, “Apakah jalan ini untuk rakyat, atau untuk para elite dan korporasi?”
Seiring dilantiknya Bupati Siak yang baru, Nur Afni Arif, publik menggantungkan harapan. Sikapnya yang disebut bijaksana menjadi ujian: beranikah menertibkan truk-truk plat asing selain BM, ber-tonase AC lebih, yang diduga selama puluhan tahun merusak jalan dan menghisap keuntungan tanpa membayar kerugian rakyat?
Apa yang Terjadi di Lapangan?
Di jalur Simpang Minas–Perawang, tragedi jalanan menjadi langganan. Nyawa melayang, rumah tangga berduka, korban luka berderet, sementara kendaraan berat melenggang tanpa rasa bersalah.
Warga menuntut penertiban total: jangan ada lagi truk-tonase berlebih melintas, apalagi tank CPO dan kayu balak yang disebut-sebut sebagai biang utama kerusakan.
Pertanyaan rakyat pun membuncah:
Ke mana pajak puluhan tahun ini menguap?
Mengapa CSR perusahaan hanya jadi jargon tanpa bukti nyata memperbaiki jalan rakyat?
Mengapa korporasi menikmati keuntungan, sementara rakyat jadi korban dan negara menanggung kerugian?
Respon Pemerintah: Janji atau Solusi?
Bupati Siak Nur Afni Arif dalam pernyataannya menegaskan:
“Demonstrasi adalah hak semua warga negara. Kami menghormati suara rakyat Minas. Ini adalah jalan provinsi. Alhamdulillah, Pak Gubernur Riau juga memberi respon cepat. Mohon doanya semoga tahun depan ruas jalan simpang Minas–Perawang bisa dibangun lebih kokoh oleh Pemprov Riau. Untuk saat ini, disyukuri dulu yang ada di tengah kondisi efisiensi. Harus yakin dan percaya, kita akan lalui masa-masa sulit ini bersama.”
Jawaban diplomatis yang penuh doa dan harapan, namun masih menggantung di langit masalah yang nyata: truk-truk raksasa masih merajalela, dan rakyat masih tercekik penderitaan.
Sudut Pandang Hukum dan HAM
Menurut Pakar Hukum Transportasi Prof. Dr. Hari Sutanto, dalam wawancara eksklusif:
“Pasal 287 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas jelas mengatur batasan tonase. Pelanggaran harus ditindak tegas. Negara tak boleh kalah oleh korporasi. Apalagi jika sudah ada korban jiwa, ini bisa dikategorikan kelalaian sistematis.”
Sementara dari sudut pandang HAM internasional, Pasal 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menegaskan hak rakyat atas standar hidup layak, termasuk infrastruktur jalan yang aman. Bila negara abai, berarti ada pelanggaran hak rakyat.
Satire Intelektual: Jalan yang Jadi Ladang Upeti
Sastra investigasi tak bisa menutup mata: jalan rakyat bagai altar korban. Aspal hancur, pajak menguap, CSR menghilang, rakyat meratap. Elite berfoto, korporasi tertawa, rakyat bertanya, “Di mana negara hadir? Apakah jalan ini akan terus jadi ladang upeti bagi truk-truk raksasa?”
Catatan Intelektual Presisi Redaksi
Kasus jalan Minas adalah simbol ketidakadilan struktural: negara abai, korporasi rakus, rakyat jadi korban. Bila Bupati baru dan Gubernur hanya memberi janji tanpa penegakan hukum, sejarah akan mencatat mereka sebagai pengulang kebohongan lama.
Pajak bukan hanya angka di APBN, tapi amanah rakyat yang wajib dikembalikan dalam bentuk keadilan dan keselamatan.
Penutup Profetik
Firman Allah dalam QS. Al-Hadid (57:25):
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti yang nyata, dan Kami turunkan bersama mereka Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat berlaku adil.”
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad)
Apakah negara, korporasi, dan pejabat siap menjadi yang bermanfaat bagi rakyat? Atau terus menjadi beban sejarah yang menindas rakyat kecil di jalan berdebu Minas?
🔴 UNGKAPKRIMINAL.COM
Membongkar Kebohongan, Menegakkan Kebenaran & Keadilan
More Stories
Bendahara Desa Boncah Mahang Dituduh Sengaja Bungkam: Wajah Ketidakpedulian dan Kebohongan Terstruktur
Najwa Shihab di Forum Dunia: Jurnalisme Indonesia Hingga Gaza, Suara Nurani Menembus Batas
Korupsi Itu Bukan Angka: Adalah Nasi yang Hilang dari Piring Rakyat ?!