Mandau, Riau —
Di bawah langit biru yang memantulkan cahaya pagi penuh keberkahan, ribuan langkah manusia berpadu dalam irama takbir dan selawat. Pawai Ta’aruf Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-50 tingkat Kecamatan Mandau, Minggu (2/11/2025), menjadi lautan manusia yang meneguhkan semangat ukhuwah dan kebhinekaan. Tak kurang dari 25.000 warga dari lintas suku, etnis, dan agama tumpah ruah di jantung Kota Duri, menandai babak baru perjalanan spiritual dan sosial masyarakat Mandau.
Dari Jalan Sudirman depan Puskesmas Duri Kota hingga Kantor Disdukcapil Mandau, lautan warna-warni bendera, busana islami, dan senyum persaudaraan mengalir damai. Camat Mandau Riki Rihardi, S.STP., M.Si., bersama unsur Forkopimcam, melepas pawai akbar ini dengan penuh khidmat dan optimisme.
“Semoga pawai ta’aruf ini bukan sekadar seremonial, tapi menjadi ikatan ruhani yang mempererat silaturahmi dan kebersamaan kita semua. Mandau hanya bisa maju jika kita bersatu padu — seiring, selangkah, seirama,”
ujar Camat Riki dalam sambutannya yang disambut takbir bergemuruh.
Beliau menegaskan bahwa semangat “Bermarwah, Maju, dan Sejahtera (BERMASA)” sebagaimana visi Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos., M.MP., bukan hanya jargon, melainkan cerminan cita kolektif seluruh masyarakat Mandau.
Harmoni Umat dan Spirit Qur’ani di Tengah Keberagaman
Pawai Ta’aruf tahun ini menjadi refleksi spiritual lintas generasi: dari anak-anak berseragam putih bersih, hingga para lansia yang melangkah pelan dengan mata berbinar. Komunitas adat, organisasi masyarakat, RT/RW, dan seluruh perangkat kelurahan turut berbaur tanpa sekat.
Sosiolog Universitas Riau, Dr. Herlina Zahara, M.Si., menilai momentum MTQ ke-50 ini sebagai simbol sosial kesadaran kolektif umat:
“Pawai ini bukan hanya tentang agama, tetapi tentang peradaban — tentang bagaimana nilai Qur’ani meneguhkan harmoni di tengah pluralitas. Di sinilah kearifan Melayu menemukan relevansinya di era modern.”
Landasan Spiritual dan Kebangsaan
MTQ sebagai tradisi Islam Nusantara memiliki dimensi yang melampaui kompetisi tilawah. Ia adalah wadah peradaban, tempat masyarakat memperkuat akhlak, literasi Qur’ani, dan solidaritas sosial.
Dalam konteks kebangsaan, kegiatan ini sejalan dengan amanat UUD 1945 Pasal 29 ayat (2) tentang jaminan kebebasan beragama, serta prinsip toleransi universal dalam Deklarasi HAM PBB Pasal 18 (Universal Declaration of Human Rights).
Artinya, Mandau tengah menunjukkan kepada dunia bahwa agama dan kebhinekaan bukan kutub yang bertentangan, melainkan dua sayap yang mengangkat peradaban manusia menuju langit damai dan beradab.
Catatan Intelektual Presisi Redaksi
UngkapKriminal.com melihat peristiwa ini bukan sekadar kemeriahan, melainkan potret kesadaran sosial yang matang — ketika masyarakat meneguhkan jati dirinya sebagai bangsa religius dan inklusif. Di tengah derasnya arus globalisasi dan gesekan identitas, Mandau memberi teladan: bahwa kebenaran, keindahan, dan kedamaian dapat berjalan beriringan di jalan Qur’ani.
Penutup Profetik
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(QS. Ali Imran [3]:103)
(Maknanya: Persatuan dalam kebaikan adalah kekuatan umat yang mengantarkan kemuliaan di dunia dan keselamatan di akhirat.)
Dan sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)
Ditulis oleh:
Tim Jurnalisme Profetik UngkapKriminal.com
Editor: Junaidi Nasution
Lokasi: Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau
📅 Tanggal: 2 November 2025
FAKTA BUKAN DRAMA — Jihad Kalam Untuk Kebenaran dan Peradaban.



More Stories