Juni 27, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

Perang Iran–Israel dan Warisan Sejati Nabi: >Saatnya Umat Kembali Menjadi Muslim

Keterangan Foto: Cuplikan hadis Nabi Muhammad SAW dari Shahih Muslim yang menyatakan warisan beliau kepada umat adalah Kitabullah dan Ahlulbait, disandingkan dengan ilustrasi visual berupa elang pembawa wahyu bertuliskan "Jihad Kalam Ilahi" di bawah sinar rembulan. Gambar ini menggambarkan pesan profetik Islam untuk kembali kepada sumber utama: Al-Qur’an dan keluarga Nabi, di tengah perpecahan mazhab dan fitnah akhir zaman.

JIHAD KALAM INFORMASI PROFETIK – EDISI AKHIR ZAMAN

🌍 Di Tengah Gempuran Rudal, Umat Mencari Jawaban: Apakah Perang Ini Menjadi Cermin Pemahaman Sejati Kita Akan Islam?

UNGKAPKRIMINAL.COM – Di penghujung zaman yang kian terguncang oleh konflik geopolitik global, salah satunya yang kini menyulut antara Iran dan Israel, muncul pertanyaan mendalam: Apakah perang ini menyadarkan kita akan esensi Islam yang sesungguhnya?

Ketika dentuman senjata menggema dari Timur Tengah, suara-suara yang lebih dalam pun menggetarkan nurani: bukan hanya suara rudal, tapi suara kebenaran yang lama ditinggalkan. Inilah momen ketika umat harus bertanya ulang: Apa yang sebenarnya diwariskan Nabi Muhammad SAW kepada kita?

🕌 Nabi Muhammad SAW Tidak Pernah Menyebut Dirinya Sunni, Syi’ah, Hanafi, atau Sufi

Dalam berbagai riwayat otentik, Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyematkan label apa pun kepada dirinya selain seorang Muslim yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam Sahih Muslim, beliau bersabda:

“Sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah dan Sunnahku.”

Tak ada kalimat “Sunni”, “Syi’ah”, “Hanafi”, apalagi “Sufi” dalam wasiat beliau. Semua nama itu datang belakangan, dan muncul dari interpretasi, mazhab, bahkan politik kekuasaan. Maka apakah pantas, kita yang datang jauh setelah beliau, lebih mencintai identitas buatan manusia daripada nama yang diberikan Allah: Muslimin?

👨‍👩‍👦 Fatimah, Hasan, dan Husain: Bukti Cinta Keluarga, Bukan Sekat Mazhab

Nabi Muhammad SAW sangat mencintai putrinya, Fatimah Az-Zahra, dan dua cucunya, Hasan dan Husain. Tetapi cinta ini tidak menjadi landasan pengkultusan atau sekte. Beliau tidak mengatakan, “Ikutilah Hasan karena ia pewarisku,” atau “Cintailah Husain karena ia imam.” Beliau hanya memberi teladan:

“Hasan dan Husain adalah pemimpin para pemuda di surga.” (HR. Tirmidzi)

Cinta Rasulullah SAW pada Ahlul Bait adalah bagian dari iman. Tapi mengangkatnya menjadi ideologi pecah-belah? Itulah yang ditolak beliau.

🛑 “Itu Sebutan Buatan Kalian Sendiri!” – Renungan dari Akhir Zaman

Label-label mazhab yang kini menjadi identitas permanen sebagian umat Islam justru telah memicu perpecahan, pertumpahan darah, dan penjajahan spiritual. Perang Iran–Israel hanyalah salah satu wajah nyata dari konflik teologis dan geopolitik yang dibungkus agama, sementara hakikat Islam justru ditinggalkan.

"Kembalilah Menjadi Muslim, Seperti Para Nabi Sebelumnya"

Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut semua nabi sebagai Muslim, dari Nuh, Ibrahim, Musa, hingga Isa. Mereka semua tunduk sepenuhnya kepada kehendak Allah.

“Dia menamai kamu sekalian dengan ‘Muslimin’ dari dahulu.”
(QS. Al-Hajj: 78)

Rasulullah SAW pun menundukkan seluruh keinginannya demi Allah, bukan demi mazhab, politik, atau golongan.

📢 Catatan Intelektual Redaksi

Konflik Iran–Israel hanyalah cerminan dari betapa jauhnya umat ini dari warisan murni Rasulullah SAW. Jihad kalam informasi ini bukan untuk menyerang siapa pun, tapi mengajak kita kembali kepada Islam yang orisinal:

Islam yang murni, jujur, dan adil. Bukan Islam sektarian yang menuhankan identitas dan menajiskan yang lain.

Di akhir zaman, pertarungan bukan hanya militer dan teknologi, tapi pertarungan makna dan kebenaran. Di sinilah pentingnya Jurnalisme Profetik:

membongkar kabut kebatilan dan menyalakan cahaya hakikat Islam sejati.

📖 Penutup Kalam: Ayat dan Hadis sebagai Kompas Kebenaran

“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (yaitu) orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi golongan-golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.”
(QS. Ar-Rum: 31–32)

Rasulullah SAW bersabda:
“Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.”
Para sahabat bertanya: “Siapa mereka wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi)

📌 Redaksi UNGKAPKRIMINAL.COM mengajak seluruh umat:

Janganlah menjadi Sunni. Janganlah menjadi Syi’ah. Janganlah menjadi label apa pun. Jadilah seperti Nabi dan para nabi sebelumnya:

MUSLIM.

🕊️ Jurnalisme Profetik:

Kalam Kebenaran Melawan Kebatilan.