Mei 9, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

PRABOWO BANTAH DIRI ‘BONEKA JOKOWI’, TAPI PUBLIK MASIH BERTANYA: DI MANA NURANI SEORANG PEMIMPIN?


Oleh: Redaksi UngkapKriminal.com

Jakarta, UngkapKriminal.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akhirnya angkat suara dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (5/5), membantah tegas tudingan bahwa dirinya hanyalah “presiden boneka” dari pendahulunya, Joko Widodo.

“Tidak benar,” tegas Prabowo. Ia menyatakan hanya meminta saran dari para mantan presiden sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah bangsa.

Namun di balik tutur intelektual dan retorika politis itu, nurani rakyat masih bergema satu pertanyaan:

Di mana getar hati seorang pemimpin ketika berhadapan dengan tanggung jawab ruhani yang sejati?

Apakah segala keputusan kini semata strategi kuasa, tanpa disertai rasa, iman, dan cinta sosial yang hakiki?

Antara Kekuasaan, Kesetiaan, dan Cinta

Prabowo menegaskan bahwa ia juga menjalin komunikasi dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

“Namun, sebagian besar publik justru melihat hubungan politiknya dengan Jokowi sebagai kesinambungan kekuasaan, bukan semata nasihat kenegaraan.

Lebih dari itu, satu pertanyaan batin tak mampu dibungkam:

“Mengapa sosok Titiek Soeharto, ibu dari anaknya, seolah tak lagi menjadi bagian penting dari narasi hidup dan visi seorang pemimpin bangsa?”

Bukankah cinta sejati—yang pernah tumbuh dan membentuk sejarah hidup seseorang—layak dimuliakan, bukan dilupakan?

Seorang laki-laki sejati, apalagi pemimpin negeri, diuji bukan hanya dari keberaniannya memimpin negara,

tetapi dari ketulusannya menjaga cinta yang pernah ia janjikan.

Buka Kitab Suci: Di Mana Hukum Allah dalam Kepemimpinan?

Firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 34 menegaskan:

“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”

Dan Rasulullah SAW bersabda dalam hadis sahih riwayat Bukhari:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”

Lantas, di mana tanggung jawab ruhani Prabowo terhadap perempuan yang pernah bersanding dengannya dalam hidup dan sejarah?

Apakah kekuasaan telah mengalahkan kelembutan hati, atau akal telah menutupi cahaya cinta yang dulu pernah menyala?

Menyeru Bukan Menyerang, Mengingatkan Bukan Menghakimi

UngkapKriminal.com sebagai media nurani rakyat, hadir bukan untuk menyerang, tapi menyuarakan suara hati yang selama ini tersembunyi. Kami tak menghakimi, hanya ingin mengajak bercermin:

Agar setiap pemimpin kembali bertanya:
“Apakah aku masih punya ruang bagi cinta dan keadilan di tengah hiruk-pikuk politik kekuasaan?”

Sebab kekuasaan bukan kejayaan, tapi ujian. Pemimpin sejati bukan yang tampak gagah di depan rakyat, tapi yang berani menangis di hadapan Allah karena takut tidak mampu menunaikan amanah.

Pasal dan Perlindungan Hukum Jurnalisme Nurani

Kami menyuarakan ini sebagai bagian dari amanah Pasal 18 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers:

“Pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran.”

Dan dilindungi pula oleh:

Pasal 28E UUD 1945 tentang kebebasan menyatakan pendapat.

Pasal 28F UUD 1945 tentang hak memperoleh dan menyampaikan informasi.

Pasal 1 Ayat (11) dan Pasal 3 UU Pers: menjunjung tinggi fungsi kontrol sosial dan pengawasan kekuasaan.

Dengan dasar itu, kami berdiri tegak di jalan kebenaran.
Dengan cinta, kami menulis.
Dengan nurani, kami menyentuh.

Penutup: Demi Negeri, Demi Akhirat DeMi Cinta

Kami menyeru kepada Presiden Prabowo Subianto:

Jangan keras kepala dalam urusan dunia, jika tidak ingin menyesal di akhirat.
Jangan bangga sebagai pemimpin bangsa, jika masih gagal sebagai pemimpin keluarga.
Dan jangan merasa paling tahu,

karena di atas ilmu ada cahaya yang hanya Allah anugerahkan kepada hati yang jujur dan tunduk.

Kami memohon kepada Allah,
agar Prabowo diberi hidayah,
untuk memimpin dengan cinta, bukan hanya kekuasaan.
Dengan keadilan, bukan hanya strategi.
Dan dengan nurani, bukan sekadar logika.

Penutup
Ungkapkriminal.com
Inilah jurnalistik kami: demi kebenaran, demi bangsa, demi hari pengadilan. Dan CINTA