Juni 6, 2025

Ungkapkriminal.com

Diandalkan dan ditargetkan

Presiden Serahkan Sapi Qurban ke Masjid Besar Arafah: Simbol Solidaritas dan Kepedulian Negara

Keterangan Foto: Sejumlah tokoh masyarakat dan panitia kurban berfoto bersama di depan spanduk bertuliskan "Bantuan Kemasyarakatan Presiden" berupa sapi kurban seberat 976 kg dalam rangka Idul Adha 1446 H/2025 M untuk Masjid Besar Arafah Duri Kecamatan Mandau,Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Kegiatan ini menjadi simbol nyata perhatian dan solidaritas sosial dari Presiden RI kepada masyarakat di daerah. Tampak di latar belakang dua ekor sapi kurban dan spanduk besar berwarna hijau dengan logo Garuda dan ucapan "Selamat Hari Raya Idul Adha." 📸 Dok. Istimewa / Panitia Kurban Masjid Raya Arafah Mandau – Bengkalis

“Sesungguhnya Kami telah memberikan engkau (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang yang membenci engkau – dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
(QS. Al-Kautsar: 1–3)

Makna: Ayat ini menegaskan bahwa qurban bukan hanya ibadah ritual, tapi simbol syukur atas nikmat besar dan wujud cinta sosial yang meretas sekat-sekat perbedaan menuju persaudaraan hakiki. Qurban menjadi cermin solidaritas, keikhlasan, dan keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ketika Negara Hadir Lewat Qurban Presiden”

Mandau, Bengkalis – Dalam suasana penuh makna menyambut Idul Adha 1446H/2025M, Presiden Republik Indonesia menyerahkan dua ekor sapi qurban berbobot total 976 kg untuk masyarakat Muslim Kecamatan Mandau melalui Masjid Besar Arafah, sebagai bagian dari Bantuan Kemasyarakatan Presiden.

Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos., M.MP., yang diwakili Asisten II Setdakab, H. Toharuddin, kepada Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Besar (DKMB) Arafah, Riki Rihardi, S.STP., M.Si., yang juga menjabat sebagai Camat Mandau.

Bantuan ini bukan sekadar pembagian hewan qurban. Di balik penyerahan itu, tergambar pesan negara hadir di tengah rakyat — menyapa bukan dari atas, melainkan dari sisi paling mendasar: pangan, keberkahan, dan kepedulian lintas sosial. Ini adalah bentuk diplomasi kemasyarakatan Presiden Prabowo Subianto kepada akar rumput, khususnya umat Islam di daerah yang jauh dari hiruk-pikuk pusat kekuasaan.

“Ini bukan hanya sapi qurban, tapi simbol persatuan, perhatian negara, dan peneguhan nilai solidaritas sosial,” ungkap Bupati Kasmarni dalam sambutan yang dibacakan oleh H. Toharuddin.

“Apa Kata Ketua DKMB Arafah?

Saat dihubungi, Riki Rihardi menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan pelaksanaan pemotongan dan distribusi qurban berjalan tertib, adil, dan tepat sasaran. Ia menekankan agar nilai-nilai keikhlasan dan tanggung jawab sosial benar-benar dijalankan oleh panitia.

“Kita akan pastikan daging qurban ini benar-benar menyentuh masyarakat yang membutuhkan. Ini amanah,” ujarnya tegas.

“Analisis Pakar: Qurban Sebagai Instrumen Negara Hadir

Menurut Dr. (H.C.) Muhammad Shiddiq, MA, dosen tamu bidang sosiologi agama di Universitas Islam Internasional Malaysia (UIIM), bantuan qurban dari Presiden seharusnya dipahami sebagai langkah politik kebudayaan dan keberpihakan terhadap petani-peternak kecil, bukan sekadar ritual keagamaan tahunan.

“Ini wujud negara tidak abai terhadap dimensi spiritual rakyatnya. Qurban itu jembatan antara kekuasaan dan nurani rakyat,” jelasnya dalam wawancara eksklusif dengan UngkapKriminal.com.

Landasan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Bantuan Presiden ini juga sejalan dengan prinsip keadilan sosial dalam Pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan: “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”

Dalam konteks Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Hak Ekosob) sebagaimana tertuang dalam International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR), tindakan ini dapat dipandang sebagai realisasi tanggung jawab negara terhadap pemenuhan hak atas pangan dan budaya keagamaan.

🧭 Catatan Intelektual Redaksi UngkapKriminal.com

Penyaluran sapi qurban dari Presiden ke daerah seperti Mandau adalah praktik politik profetik yang patut diapresiasi. Namun jangan berhenti di seremoni. Negara, elite, dan masyarakat lokal mesti menjaga integritas distribusi qurban agar tidak dinodai oleh praktik pilih kasih, manipulasi data penerima, atau ketidakadilan sosial terselubung.

Kita juga mengingatkan agar transparansi, partisipasi warga, dan keberpihakan terhadap kelompok rentan tetap menjadi roh dalam pelaksanaan qurban. Karena sejatinya, darah hewan qurban tak akan pernah sampai ke langit — yang sampai hanyalah niat tulus dan kepedulian yang hidup.

Penutup Profetik

“Tidaklah daging-daging dan darah-darah (qurban) itu sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.”
(QS. Al-Hajj: 37)

Makna: Ayat ini menjadi pengingat abadi bahwa hakikat qurban bukanlah pada kemegahan fisik, tapi pada keikhlasan niat, ketulusan berbagi, dan keadilan dalam menyalurkan nikmat kepada sesama. Negara yang berqurban untuk rakyatnya adalah negara yang menapaki jalan takwa.