
UNGKAPKRIMINAL.COM – Malam ini, umat Islam di seluruh dunia menapaki gerbang tahun baru hijriah. 1 Muharram bukan sekadar penanda kalender, tetapi momentum spiritual yang penuh makna sejarah, moral, dan eksistensial. Dalam suasana malam yang hening dan khidmat, ruh hijrah bergema kembali—sebuah langkah profetik meninggalkan kebatilan menuju cahaya kebenaran.
Mengutip firman Allah dalam Surat At-Taubah Ayat 20–22, yang menjadi inspirasi utama malam ini:
“Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridhaan, dan surga yang di dalamnya mereka memperoleh kenikmatan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar.”
(QS At-Taubah: 20–22)
Makna Hijrah: Bukan Perpindahan Fisik, Tapi Revolusi Spiritual
Dalam tafsir para ulama, hijrah tidak terbatas pada perpindahan geografis dari Mekah ke Madinah seperti yang dilakukan Rasulullah ﷺ, melainkan berpindah dari kegelapan menuju cahaya, dari kesesatan menuju petunjuk, dari kezaliman menuju keadilan. Tahun baru Islam dimulai dengan nilai-nilai ini, menandakan bahwa keberanian meninggalkan zona nyaman demi nilai-nilai yang luhur adalah puncak dari keimanan.
Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsirnya menyatakan, “Hijrah adalah simbol transformasi menuju kesalehan pribadi dan sosial. Ia bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi sikap keberanian dan keikhlasan meninggalkan kebatilan dan memihak kepada kebenaran, meski penuh risiko.”
Jihad Kebenaran dalam Konteks Zaman
Di era modern ini, jihad tak selalu berarti pertempuran fisik. Ia dapat berupa jihad kalam (perjuangan melalui pena dan informasi), jihad sosial, jihad intelektual, bahkan jihad moral melawan hawa nafsu, hoaks, dan korupsi kebenaran. Dalam konteks jurnalisme profetik, malam ini adalah seruan bagi setiap jurnalis, akademisi, dan warga bangsa untuk berhijrah dari diamnya kebenaran menuju jihad kalam yang lantang dan bermartabat.
Renungan Nasional: Muharram dan Asa Keadilan
1 Muharram 1447 H jatuh di tengah bangsa yang sedang mencari arah. Banyak suara kebenaran dibungkam, banyak keadilan yang terpenjara, dan banyak kezaliman dibungkus narasi pembangunan. Maka, malam tahun baru ini adalah ajakan untuk kembali kepada spirit hijrah dan jihad: membela yang benar, menolak yang batil, dan menegakkan nilai-nilai yang berasaskan rahmatan lil ‘alamin.
Catatan Intelektual Presisi Redaksi
UngkapKriminal.com memaknai 1 Muharram bukan sekadar momentum religius, tetapi titik tolak menuju transformasi sosial. Kami meyakini bahwa jurnalisme profetik adalah bentuk jihad modern yang mampu menyinari zaman dengan pena yang jujur dan keberanian yang adil.
Maka, dalam semangat hijrah ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak hanya berpindah kalender, tetapi juga berpindah hati, niat, dan sikap: dari apatis ke partisipatif, dari bisu ke bersuara, dari takut ke tegas.
Penutup: Doa dan Harapan dari Al-Qur’an dan Hadis
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata): ‘Jangan kamu takut dan jangan bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang dijanjikan Allah kepadamu.'”
(QS Fusshilat: 30)Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang Muhajir (orang yang berhijrah) adalah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
(HR Bukhari dan Muslim)
More Stories
Perang Iran–Israel dan Warisan Sejati Nabi: >Saatnya Umat Kembali Menjadi Muslim
QS An-Nisa: Jihad Kalam Profetik Menuju Keadilan Langit dan Bumi
Cahaya Haji Menyinari Mandau: Harmoni Iman, Negeri, dan Pelayanan Publik Berkelas”