
Oleh: Redaksi Sastra Profetik | UngkapKriminal.com
Mandau – Di bawah rindangnya pohon kelapa dan semilir angin Juli yang menggetarkan dedaunan di Jalan Kusuma Bakti, gema takbir dan lantunan shalawat menggema dari Masjid Ar-Rahman, Kelurahan Talang Mandi. Hari itu, Sabtu (12/07/2025), bukan sekadar rutinitas religius. Ia adalah napas jihad kalam dalam momen suci: Tabligh Akbar menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah.
Namun yang menjadikan momen ini berbeda, bukan sekadar kehadiran para ustadz kondang atau iringan doa yang mengudara, tetapi adanya sentuhan empati sosial: tangan-tangan yang memberi, hati-hati yang membersihkan, dan spirit hijrah yang tak semata ritual tapi aktual.
Ketika Hijrah Bukan Lagi Kata Kerja Tunggal
Bertema “Mari Jadikan Tahun Baru Islam Sebagai Momen Hijrah Untuk Membersihkan Hati, Menguatkan Tekad, Memperbanyak Amal Kebaikan dan Keteguhan Iman”, Tabligh Akbar kali ini menghadirkan tiga dai utama: Ustadz Syamsir Khan, Ustadz Abdul Kholik, dan Ustadz Addurun Nafis. Ketiganya tidak hanya menyampaikan ceramah, tapi mengetuk hati masyarakat bahwa hijrah bukanlah perpindahan fisik, melainkan transformasi moral, spiritual, dan sosial.
Ustadz Syamsir dalam tausiyahnya mengingatkan, “Hijrah sejati bukan semata berpindah dari buruk ke baik, tapi dari baik ke lebih baik, dari lalai menjadi sadar, dari diam menjadi memberi.”
Kekuasaan yang Menyapa, Bukan Meninggi
>Camat Mandau, Riki Rihardi, S.STP., M.Si., hadir tidak sebagai pejabat yang berpidato dari podium tinggi, melainkan sebagai sahabat umat yang menyapa. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya menjaga silaturahmi dan memperbanyak ruang-ruang penguatan rohani di tengah gempuran narkoba dan pornografi yang merobek generasi muda.
“Kami hadir bukan hanya memberi dukungan simbolik, tapi untuk menjadi bagian dari gerakan menyucikan ruang publik dengan nilai-nilai Islam,” ujar Riki Rihardi. Ucapan ini bukan basa-basi birokrasi, melainkan pernyataan perang kultural terhadap kemerosotan akhlak.
Uang Dhuafa, Doa yang Tertinggal di Telapak Tangan
Simbol paling menggugah dari Tabligh Akbar ini ialah penyerahan bantuan senilai Rp300.000 kepada kaum dhuafa—bukan jumlah yang mengubah nasib, tapi niat yang menyuburkan kasih. Dalam foto yang kini viral di media sosial, tampak beberapa tokoh masyarakat memegang spanduk bantuan dengan senyum syukur dan tangan membentuk simbol “OK”—bukan hanya sebagai gaya, tapi sebagai kode bahwa bantuan ini “oke” dalam nilai kemanusiaan.
Anak yatim, kaum dhuafa, pengurus masjid, dan mushalla ikut merasakan sentuhan ukhuwah Islamiyah yang konkret, bukan hanya janji-janji religius di atas mimbar.
Doa Menjadi Makan Bersama, Makan Menjadi Syiar Persaudaraan
Kegiatan ditutup dengan makan bersama. Tapi di sinilah letak keunikan gerakan profetik—bahwa nasi, rendang, dan teh manis bukan sekadar isi perut, tapi medium silaturahmi yang menghangatkan semangat persaudaraan. Seorang ibu janda yang duduk di sudut berkata pelan, “Hari ini saya bukan hanya kenyang, tapi dihargai.”
Catatan Intelektual Presisi Redaksi
Dalam era ketika spiritualitas sering menjadi dekorasi politik, acara seperti ini adalah oase moral. Tabligh Akbar di Kelurahan Talang Mandi bukan hanya peristiwa keagamaan, tapi perlawanan naratif terhadap ketimpangan sosial. Ia adalah bentuk jurnalisme profetik hidup yang menggabungkan nilai, narasi, dan aksi. Inilah hakikat dari jihad kalam—melaporkan bukan untuk membujuk, tapi untuk membebaskan.
Penutup: Firman dan Sabda untuk Para Pewaris Cahaya
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan ucapkanlah kepada manusia kata-kata yang baik.”
(QS. Al-Baqarah: 83)“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad dan Thabrani)
Di Tahun Baru Islam 1447H ini, semoga setiap jejak langkah hijrah kita tak hanya tercatat di buku catatan amal, tetapi juga di hati mereka yang terbantu, didoakan oleh mereka yang terpinggirkan, dan dikenang oleh zaman sebagai bagian dari revolusi cinta Ilahi.
More Stories
BELASUNGKAWA MENDALAM Dari Keluarga Besar Media PT. UNGKAP KRIMINAL NEWS Turut berduka cita atas berpulangnya: Bapak Dr. Sri Odit Megonondo, SH, M.H. Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis
Tahun Baru Islam: Dari Mandau, Hijrah Tak Hanya Ceramah
Bengkalis Raih Juara Umum MTQ XLIII Riau 2025, Ungguli 11 Daerah Lain