TERDIAM DI RUANG KELAS, RIUH DI ATAS KERTAS Dana BOS 2022–2025 Dipertanyakan, Kepala Sekolah SD Negeri 10 Tumang Diberi Hak Jawab ?!

Breaking News Investigative | UngkapKriminal.com
Skala: Profetik – Intelektual – Presisi – Profesional

Tumang, Siak — Ungkapkriminal.com||
Di sebuah sekolah negeri yang seharusnya menjadi rumah terang bagi ilmu pengetahuan, Kebisuan justru terdengar lebih nyaring daripada lonceng pelajaran. Bukan sunyi murid yang khusyuk belajar, melainkan Bobroknya Moral dan administrasi yang menolak berbicara ketika publik mengetuk pintu transparansi.

SD Negeri 10 Tumang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau—sekolah yang hidup dari dana negara bernama Bantuan Operasional Sekolah (BOS)—kini berada dalam sorotan investigasi pers Redaksi UngkapKriminal.com. Sorotan ini bukan tuduhan, melainkan pertanyaan yang menuntut jawaban: ke mana dan bagaimana Dana BOS Tahun Anggaran 2022–2025 dikelola?

KETIKA SURAT RESMI BERJALAN, KEBENARAN DIMINTA MENYAPA
Sebagai bentuk tanggung jawab jurnalistik dan penghormatan terhadap asas praduga tak bersalah, Redaksi UngkapKriminal.com telah melayangkan Surat Konfirmasi dan Klarifikasi Resmi Investigatif kepada:
Saibuddin
Kepala Sekolah SD Negeri 10 Tumang
Kabupaten Siak, Provinsi Riau
Surat tersebut menegaskan hak jawab, hak klarifikasi, dan kesempatan yang adil bagi pihak sekolah untuk menjelaskan pengelolaan Dana BOS 2022, 2023, 2024, hingga 2025, sesuai amanat:
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
Regulasi teknis Dana BOS yang berlaku nasional
ANGKA-ANGKA YANG MENUNTUT KEJUJURAN
Dalam surat investigatif tersebut, redaksi meminta klarifikasi menyeluruh, antara lain:
Rincian penerimaan Dana BOS per tahun dan per tahap
Realisasi belanja operasional, pengadaan barang dan jasa, serta pemeliharaan sarana
RKAS, SPJ, kwitansi, bukti pembayaran, dan dokumentasi kegiatan
Pekerjaan fisik atau bangunan (jika ada): nilai, volume, spesifikasi, dan pelaksana
Permintaan ini bukan berlebihan. Dana BOS adalah uang publik, dan setiap rupiahnya memikul amanah anak-anak bangsa.
SATIRE PROFETIK: KETIKA KERTAS LEBIH RAMAI DARI SUARA
Di negeri yang gemar mengarsipkan segalanya, kadang dokumen lebih fasih berbicara daripada pejabatnya. Kwitansi tampak rapi, angka tersusun indah—namun ruang kelas masih bertanya dalam diam: apakah semua itu benar-benar hadir untuk kami?
Satire ini bukan ejekan, melainkan cermin. Sebab pendidikan bukan sekadar laporan keuangan, melainkan nilai kejujuran yang diajarkan lewat teladan.
INDIKASI AWAL (BUKAN KESIMPULAN)
Redaksi mencatat sejumlah parameter indikatif yang masih memerlukan klarifikasi resmi, di antaranya:
Potensi ketidaksesuaian antara RKAS dan realisasi
Dugaan harga satuan tidak wajar pada ATK, IT, atau material
Pekerjaan fisik yang nilainya dipertanyakan dibanding kondisi lapangan
Administrasi transaksi yang seragam atau tidak lazim
Minimnya transparansi publik dan pelibatan komite sekolah
Semua poin ini belum merupakan kesimpulan, melainkan undangan terbuka untuk menjelaskan.
TENGGAT DAN KONSEKUENSI JURNALISTIK

Redaksi memberikan tenggat waktu 2 × 24 jam sejak surat diterima.
Jika tidak ada tanggapan, pemberitaan tetap dilanjutkan dengan mencantumkan bahwa hak jawab telah diberikan namun belum dimanfaatkan, sesuai etika pers.

CATATAN REDAKSI
Berita ini disusun bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menguji transparansi, Alias kejujuran Guna menjaga hak publik atas informasi, dan memastikan bahwa pendidikan tidak dikorbankan oleh Kebisuan yang disengaja.

PENUTUP PROFETIK
Allah SWT mengingatkan:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil…”
(QS. Al-Baqarah: 188)
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Dana BOS adalah amanah. Sekolah adalah ladang akhlak.
Dan kebenaran—meski Tenggelam dalam Keheningan — takkan pernah mati.